Melody baru tiba dirumah, tidak seperti biasanya dia pulang terlambat
hari ini karena ada urusan mendadak disekolah yang harus diselesaikan.
Saat masuk kerumah, melody hanya melihat ibunya saja yang sedang duduk
diruang keluarga “Aku pulang !” ucap Melody
“Eh, kamu sudah pulang
?” ujar ibu yang langsung menghampiri Melody Melody terlihat bingung,
rumahnya sungguh sepi berbeda dari biasanya tidak ada ayah dan adiknya
Frieska
“Bu, koq tumben rumah sepi. Ayah dan frieska kemana ?” tanya Melody sambil menyalami tangan ibunya
“Ayah belum pulang , Frieska lagi ada acara ulang tahun temannya!” jawab ibu
“Kamu mau makan dulu gak ? Ibu sudah masakin masakan kesukaan kamu !” ujar ibu Melody menggeleng
“Nanti
malam saja bu. Melody capek mau istirahat dulu. Melody kekamar dulu ya
!” kata Melody yang langsung bergegas menuju kekamarnya.
Sampai
dikamar, Melody begitu kaget melihat kamarnya yang begitu berantakan.
Dari lemari pakaian yang tidak tertutup rapat, pakaian berserakan diatas
tempat tidur, dan alat make-up yang tidak tertata rapih. Dia kesal, dia
sudah menebak siapa yang melakukan ini padanya tentu itu adalah adiknya
“FRIESKA !!!” teriak Melody
dilantai bawah ibu yang lagi memanaskan masakan langsung menghapiri anaknya dilantai atas
“Ya ampun Imel kamu kenapa ?” tanya ibu khawatir,
Melody masih kesal dengan ulah adiknya itu “Itu lihat ulah anak ibu!” saut Melody geram
Ibu melihat sekeliling kamar Melody yang berantakan “Ya ampun Frieska” desis sang ibu
“Dia
itu nyebelin banget gak si bu, tanpa izin dia masuk kamarku dan
ngaut-ngautin peralatanku. Lihat saja kalau dia pulang, aku jadiin
dendeng !” ucap Melody
“Ih kamu. Masak adik sendiri mau dijadiin dendeng sii ?” kata sang ibu sedikit tahan tawanya
“Iya
habisnya, setiap hari bikin aku darah tinggi. Kalau kayak gini
bisa-bisa…” belum Melody menuntaskan perkataanya suara seseorang
terdengar dari lantai bawah
“FRIESKA PULANG !!!” teriak Frieska,
Melody yang mendengar suara adiknya itu langsung menuju kelantai bawah
“Heh kamu. Kamukan yang berantakin kamar kakak !” tanya Melody kesal
Frieska yang sedang melepaskan High Heelsnya terlihat bingung dengan
sikap kakaknya
“Apa sih ka, aku baru pulang udah diomelin saja !” gerutu Frieska
“Udah gak usah ngeles. Jujur aja deeh kamu !"
“Ih
iya iya. Tadi aku pinjam baju sama peralatan make-up kakak. Habisnya,
aku tungguin kakak dari tadi siang belum pulang-pulang juga !” jawab
Frieska
“Awas ya, lain kali masuk kamar kakak tanpa izin !” ancam
Melody yang langsung pergi meninggalkan adiknya. Frieska yang dimarahi
hanya bisa pasrah karena memang itu kesalahan dia.
***
Malam
harinya, Freiska yang masih merasa bersalah menghampiri Melody yang
sedang belajar dikamarnya. Frieska mengetuk pintu kamar kakaknya pelan
beberapa kali tetapi tidak ada jawaban, akhirnya dia nekat untuk masuk
kekamar kakaknya “Kakak ?” suara Frieska lirih
Melody yang sedang asyik membaca buku pelajaran tidak sadar jika adiknya sudah berada disampingnya
“Ya ampun. Ih kamu apaan siih nganggetin aja tahu gak !” ucap Melody sinis
Frieska menarik bibirnya sedikit takut “Kakak masih marah sama aku ?”
“Hmhmhm”
“Iya aku minta maaf deeh. Kakak maukan maafin aku ?”suara Frieska memelas
Melody hanya diam tidak menyauti ucapan adiknya itu, Frieska mengangkat tangannya dan memohon
“Kakak jawab dong !”
“Ini itu sudah keberapa kalinya kamu bilang maaf sama kakak ?”ujar Melody sambil melihat adiknya
Frieska
menggigit bibirnya “Iya akukan juga terpaksa kak !” bela Frieska “Kakak
jangan marah lagi dong. Aku jadi gak enak niih !” tambah Freiska yang
sedikit ingin meneteskan air matanya
melihat sikap adiknya Melody jadi merasa iba “Iya sudah. Mau gimana lagi, biar itu jadi pelajaran untuk kamu !” tegas Melody.
Setelah mendapat maaf dari kakanya Frieska kembali kekamarnya karena tidak ingin mengganggu kakaknya yang sedang fokus belajar.
***
Pagi
harinya, Frieska yang sudah rapih memakai seragam sekolah tanpa sengaja
melihat kalender yang terpampang didekat meja riasnya, sedikit lagi
adalah ulang tahun kakanya dia berinisiatif untuk memberikan kado
spesial untuk Melody agar dirinya bisa membuktikan bahwa dia adalah adik
yang pengertian pada kakaknya, bukan hanya membuat kakaknya kesal.
Diteras
depan rumah Frieska tidak melihat motor matik Melody, dia bingung
karena biasanya dia diantar oleh kakaknya. Waktu sekarang sudah pukul
06.30, dia hanya punya waktu tigapuluh menit sedangkan jarak rumah
kesekolahnya cukup jauh. Terpaksa dia harus naik taxi untuk bisa
kesekolahnya.
***
Disekolah Melody terlihat
merenung tidak karuan, Ve teman sebangkunya merasa heran dengan sikap
temannya itu. Ve menepuk-nepuk pundak Melody tapi tidak ada respon
“Mel ?” Ve berusaha untuk sadarkan Melody “Melody !!!” teriak Ve
Melody yang sadar sedikit bingung “Haah, ada apa ?”
“Iih loe kenapa ? dari tadi bengong aja, mikirin hutang yaa ?” tanya Ve sambil meledek
“Gak kok, gue gak apa-apa !” jawab Melody mengeles
Ve
tahu jika temannya itu sedang melamun pasti sedang ada masalah
“Udahlah gak usah ditutupin lagi. Gue tahu, loe pasti lagi ada
masalahkan ?. Pasti sama adik loe lagi iyakan? !” ujar Ve
“Lo tahu
aja. Gue lagi kesal banget sama adek gue Ve. Kemarin dia masuk kamar
gue tanpa izin terus semua barang-barang gue diberantakin, nyebelin gak
si gitu ? kejadian kayak gini sudah berapa kalinya dilakuin sama adik
gue !” jelas Melody
Ve yang dari tadi hanya mendengar curhatan sahabatnya itu terdiam bingung harus memberikan solusi apa
“Yaah
gue juga gak tahu ye Mel. Tapi gue rasa namanya adik itu emang
terkadang gak pernah kita suka atau gak nyebelin, iyaa kecuali kalau
kita bisa nerima adik kita apa adanya. Naah dengan cara kita bisa nerima
apa adanya adik kita disitu rasa sayang kita akan ada Mel !”
Melody
yang masih sedikit ragu dengan perkataan temannya itu merasa tidak
yakin jika dia tidak menyayangi adiknya atau memang benar dia tidak
pernah menyukai adik kandungnya
“Gak tahu deeh !” jawab Melody malas
Ve mencoba mengganti suasana hati temannya itu dengan topik berbeda
“Oh ya, sedikit lagi kan hari ul-tah loe, bakal dirayain gak ?” tanya Ve
Meldoy
menggeleng “Kayaknya gak deeh, habis bokap gue dari kemarin sering
bolak-balik keluar kota. Jadi gak enak aja kalau negrepotin cuma untuk
pesta ultah gue !”
“Oh…!, yaudah kekantin yuk. Lapar sangat niih gue” ajak Ve yang menarik tangan Melody tanpa meminta jawaban dari temannya itu.
***
Besok adalah hari ulang tahun Melody, Frieska yang sudah berada
ditoko kaset sedang melihat-lihat CD, dia melihat beberapa album
AKB48. Dia sengaja memberikan kado untuk kakaknya album AKB48 karena dia
tahu kakaknya sangat menyukai Idol Group dari Jepang itu. Tidak cukup
lama Frieska berada didalam toko tersebut, sampai akhirnya CD ukuran
mini itu berada ditangannya. Lalu Frieska berbelok kearah toko
pernak-pernik, dia membeli sekertas kado berwarna Merah dan pita
berwarna putih dan juga kartu ucapan yang covernya bergambarkan MU. Dia
mengambil bolpoint dan menuliskan pesan dikartu ucapan tersebut
Kakak
selamat ulang tahun yaa aku sayang kakak, sampai kapanpun dimanapun,
sampai kakak bisa menyayangi seperti waktu aku kecil dulu :) adikmu
FRIESKA
Setelah semua terbeli, Frieska berniat untuk
pulang karena sudah hampir malam. Dia mengambil ponsel yang ada
didalamnya tasnya. Mencoba mencari kontak kakaknya, dan mendial no
Melody terdengar bunyi nada dering Heavy Rotation versi AKB4. Tapi tidak
ada jawaban dari Melody sampai dirinya harus berkali-kali
menghubunginya.
Akhirnya dia mncoba mengirim pesan kepada kakaknya
Kak,
kakak dimana ? aku telfon kenapa gak diangkat” ?. Sekarang bisa jemput
aku gak ditempat biasa aku ngumpul sama teman-teman aku ? SEKARANG !
tidak sampai lima menit pesan balasan datang dari kakaknya
Iya tunggu sebentar. Kakak ada urusan !
Frieska sedikit kesal, terpaksa dia harus menunggu kakaknya. Dia mencoba untuk membalas pesan dari kakaknya lagi
Cepat. Jangan kelamaan aku capek !
kali ini Melody benar-benar memebalas dengan cepat pesan dari adiknya itu
Aku yang lebih capek ngadepin kamu !
Frieska
mengalah untuk tidak menjawab pesan dari kakaknya yang membuat dirinya
sedikit kecewa. Dia hanya berpikir kalau kakaknya belum mengetahui apa
yang ada didalam hatinya !
Hampir satu jam lebih Frieska
menunggu Melody, tapi sang kakak belum juga datang. Dia mencoba untuk
menghubunginya lagi. Tapi disaat dirinya ingin menghubungi kakaknya,
sebuah panggilan masuk. Terpampang kontak nama Kakakku Tersayang
“Hallo, kakak dimana sii ?.” tanya Frieska yang langsung menyaut duluan
“Kakak
sudah ada diseberang jalan” Frieska melihat seberang jalan yang
kakaknya memang sudah berada disana tanpa menjawab lagi, Frieska
langsung memutuskaan panggilannya.
Disaat sedang menghmapiri
kakaknya, Frieska melihat lampu lalu lintas yang masih merah walaupun
hanya tinggal beberapa detik. Tapi dia ingin agar kakaknya tidak
menunggu dirinya walaupun hanya beberapa detik saja. Frieska berjalan
diatas Zebra Cross, tanpa sadar lampu lalu lintas telah berubah menjadi
warna hijau dan dari kejauhan sebuah mobil melesat dengan kecepatan
tinggi
“FRIESKA AWAS !” teriak Melody tapi jeritan Melody tidak
cukup kuat dengan mobil yang menyerempet adiknya. Hanya dalam sekejap
Frieska terseret dan terpental cukup jauh, semua orang mengerumuni
tempat kejadian itu mobil yang menabrak Frieska kini jadi paparan warga
sekitar.
Melody menghampiri Frieska dengan gemetar, tubuh
Frieska dilumuri banyak darah. Melody tercengang dia mencoba untuk
menyadarkan frieska namun hasilnya nihil. Darah Frieska sudah mengotori
bajunya dan juga tangannya, air matanya terus membasahi pipinya dia
mencoba untuk menyadarkan adiknya berharap agar adiknya sadar. Tidak
cukup lama Ambulance datang, Frieska digring masuk kemobil Ambulance dan
diikuti oleh Meldoy.
Dirumah sakit Melody menunggu
keadaan Frieska yang sedang ditangani oleh dokter. Sudah hampir satu
jam, baik dokter maupun suster belum keluar dari ruang UGD, Melody
benar-benar khawatir dengan kondisi adiknya yang terkulai lemah. Disaat
dirinya sedang fokus memikirkan Frieska datang seorang ibu separuh baya
yang membawa sekantung plastik dan memberikannya pada Melody, tanpa
berbicara panjang Melody melihat isi kantung didalamnya. Sebuah kotak
kecil yang dibungkus oleh kertas kado berwarna merah dan kartu ucapan
Club kesukaan dirinya. Tanpa ragu Melody merobek bungkus kado tersebut
betapa kagetnya dia ternyata isinya adalah album Idola kesukaannya
selama ini, lalu dia membaca isi surat kartu ucapan terssebut. Melody
kembali meneteskan air matanya, kali ini ditambah dengan isakan yang
keras.
Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruang UGD, namun
wajah dokter itu sangat datar. Melody menghampiri dokter itu dengan
banyak harapan
“Dok, adik saya gimana ?” tanya Melody gemetar
“Maafkan
kami dek. Kami sudah berusaha semampu kami, tapi Tuhan berkata lain !”
ucap dokter seperti sudah tahu dengan perasaan Melody
Melody
terdiam kaku tidak ada suara, dia menatap dokternya dengan tajam namun
perasaan sakitnya lebih menguasai dirinya. Dua kaki yang menyangganya
kini terkuak lemas, Melody terjatuh dilantai, sekarang yang ada
dibenaknya hanyalah adiknya. Entah sekarang dia harus bagaimana ?
menerima kenyataan atau menyalahkan dirinya. Tapi yang jelas dia sadar,
adik yang selama ini dibencinya sangat menyangi dirinya !
THE END
►►►△ĀĐĪΤ△◄◄◄
Tidak ada komentar:
Posting Komentar