Rabu, 06 November 2013

Cinta Untuk Melody

Melody baru tiba dirumah, tidak seperti biasanya dia pulang terlambat hari ini karena ada urusan mendadak disekolah yang harus diselesaikan. Saat masuk kerumah, melody hanya melihat ibunya saja yang sedang duduk diruang keluarga “Aku pulang !” ucap Melody
“Eh, kamu sudah pulang ?” ujar ibu yang langsung menghampiri Melody Melody terlihat bingung, rumahnya sungguh sepi berbeda dari biasanya tidak ada ayah dan adiknya Frieska
“Bu, koq tumben rumah sepi. Ayah dan frieska kemana ?” tanya Melody sambil menyalami tangan ibunya
“Ayah belum pulang , Frieska  lagi ada acara ulang tahun temannya!” jawab ibu
“Oh. Yaudah bu. Aku masuk kamar dulu yaa !”
“Kamu mau makan dulu gak ? Ibu sudah masakin masakan kesukaan kamu !” ujar ibu Melody menggeleng
“Nanti malam saja bu.  Melody capek mau istirahat dulu. Melody kekamar dulu ya !” kata Melody yang langsung bergegas menuju kekamarnya.
Sampai dikamar, Melody begitu  kaget melihat kamarnya yang begitu berantakan. Dari lemari pakaian yang tidak tertutup rapat, pakaian berserakan diatas tempat tidur, dan alat make-up yang tidak tertata rapih. Dia kesal, dia sudah menebak siapa yang melakukan ini padanya tentu itu adalah adiknya “FRIESKA !!!” teriak Melody
dilantai bawah ibu yang lagi memanaskan masakan langsung menghapiri anaknya dilantai atas
“Ya ampun Imel kamu kenapa ?” tanya ibu khawatir,
Melody masih kesal dengan ulah adiknya itu “Itu lihat ulah anak ibu!” saut Melody geram
Ibu melihat sekeliling kamar Melody yang  berantakan “Ya ampun Frieska” desis sang ibu
“Dia itu nyebelin banget gak si bu, tanpa izin dia masuk kamarku dan ngaut-ngautin peralatanku. Lihat saja kalau dia pulang, aku jadiin dendeng !” ucap Melody
“Ih kamu. Masak adik sendiri mau dijadiin dendeng  sii ?” kata sang ibu sedikit tahan tawanya
“Iya habisnya, setiap hari bikin aku darah tinggi. Kalau kayak gini bisa-bisa…” belum Melody menuntaskan perkataanya suara seseorang terdengar dari lantai bawah
“FRIESKA PULANG !!!” teriak Frieska, Melody yang mendengar suara adiknya itu langsung menuju kelantai bawah “Heh kamu. Kamukan yang berantakin kamar kakak !” tanya Melody kesal Frieska yang sedang melepaskan High Heelsnya terlihat bingung dengan sikap kakaknya
“Apa sih ka, aku baru pulang udah diomelin  saja !” gerutu Frieska
“Udah gak usah ngeles. Jujur aja deeh kamu !"
“Ih iya iya. Tadi aku pinjam baju sama peralatan make-up kakak. Habisnya, aku tungguin kakak dari tadi siang belum pulang-pulang juga !” jawab Frieska
“Awas ya, lain kali masuk kamar kakak tanpa izin !” ancam Melody yang langsung pergi meninggalkan adiknya. Frieska yang dimarahi hanya bisa pasrah karena memang itu kesalahan dia.

***

Malam harinya, Freiska yang masih merasa bersalah menghampiri Melody yang sedang belajar dikamarnya. Frieska mengetuk pintu kamar kakaknya pelan beberapa kali tetapi tidak ada jawaban, akhirnya dia nekat untuk masuk kekamar kakaknya “Kakak ?” suara Frieska lirih
Melody yang sedang asyik membaca buku pelajaran tidak sadar jika adiknya sudah berada disampingnya
“Ya ampun. Ih kamu apaan siih nganggetin aja tahu gak !” ucap Melody sinis
Frieska menarik bibirnya sedikit  takut “Kakak masih marah sama aku ?”
“Hmhmhm”
“Iya aku minta maaf deeh. Kakak maukan maafin aku ?”suara Frieska memelas
Melody hanya diam tidak menyauti ucapan adiknya itu, Frieska mengangkat tangannya dan memohon
“Kakak jawab dong !”
“Ini itu sudah keberapa kalinya kamu bilang maaf sama kakak ?”ujar Melody sambil melihat adiknya
Frieska menggigit bibirnya “Iya akukan juga terpaksa kak !” bela Frieska “Kakak jangan marah lagi dong. Aku jadi gak enak niih !” tambah Freiska yang sedikit ingin meneteskan air matanya
melihat sikap adiknya Melody jadi merasa iba “Iya sudah. Mau gimana lagi, biar itu jadi pelajaran untuk kamu !” tegas Melody.
Setelah mendapat maaf dari kakanya Frieska kembali kekamarnya karena tidak ingin mengganggu kakaknya yang sedang fokus belajar.

***

Pagi harinya, Frieska yang sudah rapih memakai seragam sekolah tanpa sengaja melihat kalender yang terpampang didekat meja riasnya, sedikit lagi adalah ulang tahun kakanya dia berinisiatif untuk memberikan kado spesial untuk Melody agar dirinya bisa membuktikan bahwa dia adalah adik yang pengertian pada kakaknya, bukan hanya membuat kakaknya kesal.
Diteras depan rumah Frieska tidak melihat motor matik Melody, dia bingung karena biasanya dia diantar oleh kakaknya. Waktu sekarang sudah pukul 06.30, dia hanya punya waktu tigapuluh menit sedangkan jarak rumah kesekolahnya cukup jauh. Terpaksa dia harus naik taxi untuk bisa kesekolahnya.

***

Disekolah Melody terlihat merenung tidak karuan, Ve teman sebangkunya merasa heran dengan sikap temannya itu. Ve menepuk-nepuk pundak Melody tapi  tidak ada respon
“Mel ?”  Ve berusaha untuk sadarkan Melody “Melody !!!” teriak Ve
Melody yang sadar sedikit bingung “Haah, ada apa ?”
“Iih loe kenapa ? dari tadi bengong aja, mikirin hutang yaa ?” tanya Ve sambil meledek
“Gak kok, gue gak apa-apa !” jawab Melody mengeles
Ve tahu jika temannya itu sedang melamun pasti sedang ada masalah “Udahlah gak usah ditutupin lagi. Gue tahu, loe pasti lagi ada masalahkan ?. Pasti sama adik loe lagi iyakan? !” ujar Ve
“Lo tahu aja. Gue lagi kesal banget sama adek gue Ve. Kemarin dia masuk kamar gue tanpa izin terus semua barang-barang gue diberantakin, nyebelin gak si gitu ? kejadian kayak gini sudah berapa kalinya dilakuin sama adik gue !” jelas Melody
Ve yang dari tadi hanya mendengar curhatan sahabatnya itu terdiam bingung harus memberikan solusi apa
“Yaah gue juga gak tahu ye Mel. Tapi gue rasa namanya adik itu emang terkadang gak pernah kita suka atau gak nyebelin, iyaa kecuali kalau kita bisa nerima adik kita apa adanya. Naah dengan cara kita bisa nerima apa adanya adik kita disitu rasa sayang kita akan ada Mel !”
Melody yang masih sedikit ragu dengan perkataan temannya itu merasa tidak yakin jika dia tidak menyayangi adiknya atau memang benar dia tidak pernah menyukai adik kandungnya
“Gak tahu deeh !” jawab Melody malas
Ve mencoba mengganti suasana hati temannya itu dengan topik berbeda
“Oh ya, sedikit lagi kan hari ul-tah loe, bakal dirayain gak ?” tanya Ve
Meldoy menggeleng “Kayaknya gak deeh, habis bokap gue dari kemarin sering bolak-balik keluar kota. Jadi gak enak aja kalau negrepotin cuma untuk pesta ultah gue !”
“Oh…!, yaudah kekantin yuk. Lapar sangat niih gue” ajak Ve yang menarik tangan Melody tanpa meminta jawaban dari temannya itu.

***

Besok adalah hari ulang tahun Melody, Frieska yang sudah berada ditoko kaset sedang melihat-lihat CD,  dia  melihat beberapa album AKB48. Dia sengaja memberikan kado untuk kakaknya album AKB48 karena dia tahu kakaknya sangat menyukai Idol Group dari Jepang itu. Tidak cukup lama Frieska berada didalam toko tersebut, sampai akhirnya CD ukuran mini itu berada ditangannya. Lalu Frieska berbelok kearah toko pernak-pernik, dia membeli sekertas kado berwarna Merah dan pita berwarna putih dan juga kartu ucapan yang covernya bergambarkan MU. Dia mengambil bolpoint dan menuliskan pesan dikartu ucapan tersebut
Kakak selamat ulang tahun yaa aku sayang kakak, sampai kapanpun dimanapun, sampai kakak bisa menyayangi seperti waktu aku kecil dulu :) adikmu FRIESKA

Setelah semua terbeli, Frieska berniat untuk pulang karena sudah hampir malam. Dia mengambil ponsel yang ada didalamnya tasnya. Mencoba mencari kontak kakaknya, dan mendial no Melody terdengar bunyi nada dering Heavy Rotation versi AKB4. Tapi tidak ada jawaban dari Melody sampai dirinya harus berkali-kali menghubunginya.
Akhirnya dia mncoba mengirim pesan kepada kakaknya
Kak, kakak dimana ? aku telfon kenapa gak diangkat” ?. Sekarang bisa jemput aku gak ditempat biasa aku ngumpul sama teman-teman aku ? SEKARANG !
 tidak sampai lima menit pesan balasan datang dari kakaknya
Iya tunggu sebentar. Kakak ada urusan !
Frieska sedikit kesal, terpaksa dia harus menunggu kakaknya. Dia mencoba untuk membalas pesan dari kakaknya lagi
Cepat. Jangan kelamaan aku capek !
 kali ini Melody benar-benar memebalas dengan cepat pesan dari adiknya itu
Aku yang lebih capek ngadepin kamu !
 Frieska mengalah untuk tidak menjawab pesan dari kakaknya yang membuat dirinya sedikit kecewa. Dia hanya berpikir kalau kakaknya belum mengetahui apa yang ada didalam hatinya !

Hampir satu jam lebih Frieska menunggu Melody, tapi sang kakak belum juga datang. Dia mencoba untuk menghubunginya lagi. Tapi disaat dirinya ingin menghubungi kakaknya, sebuah panggilan masuk. Terpampang kontak nama Kakakku Tersayang
“Hallo, kakak dimana sii ?.” tanya Frieska yang langsung menyaut duluan
“Kakak sudah ada diseberang jalan” Frieska melihat seberang jalan yang kakaknya memang sudah berada disana tanpa menjawab lagi, Frieska langsung memutuskaan panggilannya.
Disaat sedang menghmapiri kakaknya, Frieska melihat lampu lalu lintas yang masih merah walaupun hanya tinggal beberapa detik. Tapi dia ingin agar kakaknya tidak menunggu dirinya walaupun hanya beberapa detik saja. Frieska berjalan diatas Zebra Cross, tanpa sadar lampu lalu lintas telah berubah menjadi warna hijau dan dari kejauhan sebuah mobil melesat dengan kecepatan tinggi
“FRIESKA AWAS !” teriak Melody tapi jeritan Melody tidak cukup kuat dengan mobil yang menyerempet  adiknya. Hanya dalam sekejap Frieska terseret dan terpental cukup jauh, semua orang mengerumuni tempat kejadian itu mobil yang menabrak Frieska kini jadi paparan warga sekitar.

Melody menghampiri Frieska dengan gemetar, tubuh Frieska dilumuri banyak darah. Melody tercengang dia mencoba untuk menyadarkan frieska namun hasilnya nihil. Darah Frieska sudah mengotori bajunya dan juga tangannya, air matanya terus membasahi pipinya dia mencoba untuk menyadarkan adiknya berharap agar adiknya sadar. Tidak cukup lama Ambulance datang, Frieska digring masuk kemobil Ambulance dan diikuti oleh Meldoy.

Dirumah sakit Melody menunggu keadaan Frieska yang sedang ditangani oleh dokter. Sudah hampir satu jam, baik dokter maupun suster belum keluar dari ruang UGD, Melody benar-benar khawatir dengan kondisi adiknya yang terkulai lemah. Disaat dirinya sedang fokus memikirkan Frieska datang seorang ibu separuh baya yang membawa sekantung plastik dan memberikannya pada Melody, tanpa berbicara panjang Melody melihat isi kantung didalamnya. Sebuah kotak kecil yang dibungkus oleh kertas kado berwarna merah dan kartu ucapan Club kesukaan dirinya. Tanpa ragu Melody merobek bungkus kado tersebut betapa kagetnya dia ternyata isinya adalah album Idola kesukaannya selama ini, lalu dia membaca isi surat kartu ucapan terssebut. Melody kembali meneteskan air matanya, kali ini ditambah dengan isakan yang keras.
Beberapa saat kemudian dokter keluar dari ruang UGD, namun wajah dokter itu sangat datar.  Melody menghampiri dokter itu dengan banyak harapan
“Dok, adik saya gimana ?” tanya Melody gemetar
“Maafkan kami dek. Kami sudah berusaha semampu kami, tapi Tuhan berkata lain !” ucap dokter seperti sudah tahu dengan perasaan Melody
Melody terdiam kaku tidak ada suara, dia menatap dokternya dengan tajam namun perasaan sakitnya lebih menguasai dirinya. Dua kaki yang menyangganya kini terkuak lemas, Melody terjatuh dilantai, sekarang yang ada dibenaknya hanyalah adiknya. Entah sekarang dia harus bagaimana ? menerima kenyataan atau menyalahkan dirinya. Tapi yang jelas dia sadar, adik yang selama ini dibencinya sangat menyangi dirinya !


THE END

►►►△ĀĐĪΤ△◄◄◄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar