Rabu, 06 November 2013

Pengorbanan Cinta

Hampir satu jam sudah Cleo berada dikamar mandi rumahnya, tangannya yang gemetar menggenggam sebuah test pack. Perasaannya kini sangat kacau, dia mencoba untuk membuka matanya. Dua garis berwarna merah tergambar dari kotak transparan didalamnya. Cleo masih tidak percaya mungkinkah ini kenyataan dia mencoba untuk menutup matanya dan mebukanya kembali, tapi dua garis merah itu masih terlihat dihadapannya. Kakinya sangat lemah, tubuhnya terjatuh dilantai kamar mandi yang sedikit basah. Air matanya membanjiri pipinya, entah harus bagaimana nantinya ?. Kehamilan sama sekali tidak terpikirkan olehnya saat ini,  karena sedikit lagi dia akan menghadapi Ujian Nasional.
Dari dulu sampai sekarang yang dia inginkan hanya satu,  dia berusaha untuk bisa menghidupi dirinya sendiri tanpa menerima belas kasihan dari orang lain karena itulah wejangan dari orang tuanya yang sudah lama meninggal. Tapi sekarang hidupnya bukan untuk dirinya sendiri, melainkan untuk bayi yang ada didalam kandungannya. Satu-satunya cara adalah meminta pertanggung jawaban dari Dimas, lelaki yang sudah membuat dirinya kehilangan masa depannya.

***
Esok harinya Cleo menemui Dimas dikampusnya, karena jarak antara rumahnya dan kampus Dimas tidak terlalu jauh jadi Cleo lebih memilih untuk naik angkutan umum. Langit terlihat agak mendung Cleo  lebih memilih menunggu disebuah kedai nasi dipinggiran jalan dekat dengan kampus Dimas, Cleo mengirim sebuah pesan untuk Dimas Dim, aku udh ada diwarung nasi dekat kampus kamu, cepat kesini ! pesan terkirim, tidak hampir lima menit Dimas membalas pesan dari Cleo Iya, ini aku ud mau kesana !
Sepuluh menit kemudian Dimas keluar dari kampusnya, Cleo langsung menghampiri Dimas
“Halo, sayang. Kamu kemarin kemana sih ? aku cariin disekolah kamu, kamunya malah gak masuk ?” ujar Dimas yang langsung mengambil tangan Cleo tapi Cleo menolaknya, dia mengambil tangannya dari genggaman Dimas “Ada yang aku mau bicarain sama kamu !” ujar Cleo serius Dimas merasa aneh melihat sikap pacarnya itu
“Ada apa ?”
“Bisa kita ketaman ?” Dimas hanya terdiam dan menuruti kamauan Cleo.
Mereka pergi kataman dengan menggunakan mobil mewah punya Dimas. Dimas adalah anak orang kaya, orang tuanya mempunyai perusaah ternama di Indonesia dan di Negara-negara lainnya. Sampai sekarang hubungan mereka masih tidak direstui oleh orang tua Dimas, karena mereka berpikir kalau Cleo tidak sederajat dengan anaknya.

***

Sesampainya disana mereka duduk disebuah bangku taman dekat dengan sebuah danau. Hampir lima belas menit mereka terdiam, tidak ada pembicaraan. Dimas diam karena bingung dengan sikap pacarnya hari ini, sedangkan Cleo yang dia rasakan hanyalah kekacaun dalam pikiran dan benaknya
“Oh yaa sayang, tadi Sendy bilang katanya minggu depan bakal ada Pensi di kampus aku. Bintang tamunya itu JKT48. Kamu ngefans bangetkan sama JKT48 ?” tanya Dimas yang memulai pembicaraan
Cleo tidak menjawab pertanyaan Dimas, tatapannya benar-benar kacau terlihat sedikit genangan air mata diantara kelopak matanya
“Cleo ?” suara Dimas menyadarkan lamunan Cleo
“Sayang kamu kenapa ? kamu sakit ?” tanya Dimas yang mulai khawatir, tapi Cleo masih tetap terdiam
“Aku beliin makanan untuk kamu…!” Dimas bangkit dari duduknya, namun Cleo mencegahnya
“Aku hamil Dim… !” suara Cleo parau, Dimas tersentak kaget mendengar perkataan Cleo
“Apaan siih sayang, jangan bercanda deh !” ujar Dimas mencoba menghibur dirinya
“Aku serius Dimas, aku hamil dan ini anak kamu !” Cleo meyakinkan Dimas, Dimas bangkit dari duduknya
“Gak Cleo, gak mungkin , bahkan waktu itu aku hanya….”
“Waktu itu kamu hanya apa ? kamu mau bilang waktu itu kamu gak nyentuh aku ?” kini suara Cleo benar-benar parau
“Iya memang itu kenyataannya Cleo !”
“Jangan gila kamu Dimas, waktu itu kita sama-sama gak sadar iyakan ?” Cleo menarik baju Dimas berharap agar Dimas melihat dirinya
“Terus sekarang mau kamu apa ?” tanya Dimas sedkit membentak, Cleo merasa lemas kakinya seakan tidak sanggup lagi untuk menyanggah dirinya
“Aku Cuma mau kamu bertanggung jawab Dim !”
“Gila. Mana mungkin ? kamu tahukan orang tua aku gak ngerestuin hubungan kita !” Suara tinggi Dimas benar-benar membuat Cleo melemah “Satu-satunya cara adalah…  Kita gugurin janin itu !” Cleo kaget mendengarnya, mana mungkin dia membunuh apalagi itu adalah darah dagingnya sendiri walaupun janin itu sama sekali tidak diharapkan dalam kehidupannya “Dimas …?”
“Gak ada cara lain Cleo ! ini jalan satu-satunya !” tukas Dimas
“Besok aku tunggu kamu disekolah. Besok kita kerumah sakit, kita gugurin janin itu !” ucap Dimas yang langsung pergi meninggalkan Cleo.
Cleo masih tidak percaya dengan ucapan Dimas, sosok lelaki yang selama ini dia kagumi karena kebaikan hatinya berubah menjadi seratus delapanpuluh derajat seketika hanya karena nyawa yang hidup didalam rahimnya !

***

Esok harinya Cleo tidak masuk sekolah lagi, dia takut jika dia bertemu dengan Dimas. Dia takut lelaki yang dia sayangi menjadi seorang pembunuh apalagi jika Dimas membunuh darah dagingnya sendiri.
Dia terdiam memandangi langit, pikirannya hanya ada wajah orang tuanya. Cleo benar-benar merasa bersalah dengan orang tuanya yang tidak bisa menjaga amanat dalam hidupnya.

***
Suara ponsel Hissatsu Teleport mengagetkan Cleo, dia mengambil ponsel yang tidak jauh darinya. panggilan masuk dari Dimas Sayang, Cleo bingung dia harus menjawabnya atau tidak. Dia benar-benar takut jika Dimas memaksanya untuk menggugurkan kandungannya. Akhirnya dia memlih untuk mematikan ponselnya agar tidak diganggu oleh Dimas sementara ini.

Malam harinya Cleo ditemani oleh Ve sahabatnya dari SMP. Cleo menceritakan semua masalah yang tengah dihadapinya, Ve sebagai sahabat ikut sedih, bingung dan marah terutama dengan sikap Dimas yang tidak mau bertanggung jawab pada Cleo dan janin yang ada dalam kandungan Cleo
“Terus sekarang loe mau gimana Cle ? lo mau pertahanin bayi ini ?” tanya Ve sedikit ragu
“Gue gak tau Ve. Gue bingung, gue ga mau gugurin bayi ini tapi kalau ga gue gugurin…” suara Cleo pecah Ve memeluk Cleo, mencoba untuk menanangkan perasaan sahabatnya itu
“Cleo, dengar yaa. Gak ada orang tua yang tega menyakiti anaknya sendiri,  hanya orang tua yang gak punya hati aja yang tega ngebunuh darah dagingnya sendiri. Dan walaupun janin yang loe kandung sekarang gak loe inginin tapi dia berhak untuk hidup. Senggaknya loe udah beri dia kesempatan buat hidup didunia nantinya !” ucap Ve Cleo melepaskan pelukannya, dia mencoba untuk tegar dihadapan sahabatnya walaupun dia gak sanggup “Thanks yaa Ve. Gue ga tahu harus gimana kalau gak ada loe !” kata Cleo tersenyum

***

7 Bulan Kemudian
Cleo sedang menunggu Ve dihalte dekat dengan kampus Dimas. Cleo terdiam, memorynya mengingat masa-masa indah bersama Dimas. Dulu dihalte ini mereka pertama bertemu, memang bukan pemandangan romantis tapi itulah yang membuat mereka menjadi satu. Tapi itu dulu, sebelum Cleo mengandung bayi dari Dimas dan Dimas tidak mau bertanggung jawab atas dirinya dan bayi ini
“Woy Bumil !” suara Ve terdengar sangat kencang, membuat sekelilingnya memperhatikan mereka berdua
“Ih apaan sii loe Ve, malu tahu diliatin tuuh !” sewot Cleo Ve duduk disebelah Cleo sambil memberi air mineral “Niih, gue tahu loe pasti bete, kesal, plus haus nungguin gue. Dan gue tahu loe gak bawa air putih ?” Cleo tersenyum mengambil air mineral yang ditawarkan oleh Ve
“Tahu aja !. Kemarin gue ketemu sama Dimas !” lanjut Cleo, Ve yang sedang meneguk air minumnya langsung tersedak mendengarnya “HAH ? yang benar loe?” tanya Ve tidak percaya.Cleo mengangguk sedikit, wajahnya berubah menjadi sedikit murung
“Terus, Dimas ngomong apa aja ke loe ?. Reaksi dia gimana setelah liat loe yang lagi hamil sekarang ?” tanya Ve semakin penasaran
“Awalnya dia kaget. Dia pikir gue udah gugurin bayi ini !”
“Terus ?”
“Gue gak tahu, besok gue disuruh kerumahnya !”
“Kalau sampai Dimas nyakitin loe lagi awas aja dia. Apalgi sekarang loe lagi hamil anaknya dia !” saut Ve.
Cleo hanya tersenyum mendengar ucapan sahabatnya itu, dia mengenggam tangan sahabatnya itu
“Kalau suatu hari gue gak sanggup ngeliat anak gue, loe mau kan ngerawat dia seperti keluarga loe sendiri ?” Ve terdiam mendengar ucapan sahabatnya itu, dia bingung kenapa Cleo bisa berbicara seperti itu
“Cleo loe ngomong apa si ?, loe pasti sanggup koq buat ngerawat anak loe. Gue tahu loe Cle, loe bukan cewek lemah !”
“Gue harap gitu Ve. Gue Cuma mau anak ini bisa dapat seorang keluarga yang baik kayak loe Ve. Walaupun dia ga tahu orang tuanya seperti apa”
“Cleo jangan ngomong gitu dong. Gue sayang sama loe jadi mana mungkin gue gak sayang sama anak loe hah ?” perkataan Ve menenangkan perasaan Cleo. Cleotersenyeum kecil genggamannya semakin kuat seperti sangat berharap kepada sahabatnya itu.

***

Besok harinya Cleo pergi kerumah Dimas seorang diri tanpa ditemani oleh Ve. Pikiran Cleo sudah membuyar kemana-mana,  mungkinkah Dimas mau menerima bayi ini atau malah mau menyakiti dirinya dan bayinya.
Cleo melihat rumah Dimas yang sangat besar dan mewah, dirinya ragu untuk bertemu dengan Dimas. Kakinya tertahan didepan gerbang rumah Dimas yang terbiarkan terbuka, seorang lelaki paruh baya memakai pakain seragam menghampiri dirinya
“Permisi dek, mau cari siapa ?” tanyanya, Cleo menghadap lelaki itu dengan ramah
“Eh, ini pak saya mau ketemu sama Dimas !” ucapnya, satpam itu memperhatikan Cleo dari ujang rambut sampai ujung kakinya
“Adek udah punya janji sama den Dimas ?” tanya satpam itu lagi.Cleo mengangguk sebagai jawabannya “Sebentar ya dek, saya bilang dulu sama den Dimas !” ujar satpam itu yang langsung pergi meninggalkannya. Beberapa saat kemudian satpam itu keluar dari dalam rumah
“Dek, sudah ditunggu sama den Dimas. Silahkan !” ujarnya. Cleo menuruti perkataan satpam itu.

Kaki Cleo menginjak rumah Dimas, matanya menyapu ruangan yang sangat mewah dan luas itu. Kini  perasaannya benar-benar tidak karuan. Dalam perutnya seperti ada tendangan kecil, Cleo sedikit terhibur dengan reaksi bayi yang ada didalamnya. Jarang sekali bayinya bisa menendang seaktif itu, mungkin bayinya tahu jika hari ini dia akan bertemu dengan ayah kandungannya
“Cleo ?” terdengar suara seseorang perempuan. Cleo menggigit bibirnya, dia mencoba mangangkat kepalanya dan menarik nafasnya secara teratur. Seorang wanita paruh baya, cantik, modis, dan terlihat angkuh berjalan anggun menghampiri dirinya. Dalam pikiran Cleo itu pasti itu tante Lisa ibunya Dimas, wajahnya mirip sekali dengan Dimas
“Benarkan kamu Cleo ?” tanyanya lagi
“I…iya tante !” ucap Cleo gugup “Hmmm. Jadi kamu yang bernama Cleo ? selera anak saya dulu benar-benar rendah sekali yaa. Sampai-sampai dia bisa berpacaran sama perempuan seperti kamu” suara tante Lisa meninggi Cleo menahan perasaannya, dia akan tahu jika dia akan dihina oleh orang tuanya Dimas
“Maaf tante, Dimas dimana ?” tanya Cleo
alis mata tante Lisa meninggi, dia semakin jijik melihat Cleo “Untuk apa kamu mencari anak saya ?”
“A…aku !”
“Dia kesini karena aku yang suruh mi !” suara Dimas terdengar memotong perkataan Cleo, Cleo melirik Dimas, tapi dia benar-benar tidak sanggup untuk bisa bertatapan mata dengan Dimas. Dimas berdiri disamping ibunya “Apa kabar kamu Cleo ?” tanya Dimas Cleo menelan ludah, dia tidak menjawab pertanyaan dari Dimas.
Tangan Cleo terjatuh reflex  diatas perutnya yang besar, mata Dimas mengikuti arah tangan Cleo “Kenapa kamu belum menggugurkan anak itu ?” Cleo masih menunduk memegang perutnya “Itu bukan urusan kamu” ujarnya Dimas menghampiri Cleo, tubuhnya yang gagah membuat Cleo jauh lebih kerdil darinya
“Untuk apa kamu menyuruhku datang kerumah kamu ?” lanjut Cleo “Gak ada apa-apa, hanya ingin memastiin kabar kamu. Dan ingin menawarimu sesuatu…” Cleo menatap Dimas dengan tatapan tajam “Tawaran apa ?” “Aku akan memberimu apa saja, asalkan kamu mau… mem-bu-nuh anak itu !” suara Dimas tercekit
Cleo tersenyum sedikit “Aku gak akan pernah ngebunuh bayi ini !” tegas Cleo
“Hei kamu. Berapa yang kamu mau agar kamu mau menggugurkan kandungan itu hah ?. Berapapun yang kamu minta akan saya kasih !” ujar tante Lisa dengan sombongnya Cleo mengepal tangannya, dia mencoba untuk sabar “Maaf tante, aku memang bukan orang kaya tapi aku masih punya hati untuk mempertahankan bayi ini. Bukan seperti anak tante !” lancang Cleo tante Lisa marah dengan sikap Cleo yang mengabaikan tawarannya
“Kurang hajar kamu !”
“Aku rasa tidak ada yang harus dibicarakan lagi. Dan maaf sudah menganggu kehidupan kalian !” ujar Cleo yang langsung bergegas meninggalkan rumah Dimas, namun sikapnya dicegah oleh Dimas“Tunggu Cleo !” tangan lembut Dimas menyentuh lengan Cleo, membuat Cleo merasa lebih nyaman. Sudah lama Cleo tidak merasakan genggaman lembut dari Dimas“Aku hanya kamu mau ngerti keadaan keluargaku !. Aku benar-benar mohon sama kamu Cle !”  suara Dimas memelas, tapi Cleo tidak terpengaruh dengan ucapan Dimas “Aku gak mau, anggap saja aku gak pernah hadir dalam hidupmu. Dengan begitu kamu bisa bebas dan tidak perlu merasa bersalah lagi pada bayi ini !” kata Cleo yang langsung pergi meninggalkan rumah Dimas.
Dimas memperhatiakan Cleo yang tertatih-tatih dengan perasaan iba.  Seharusnya saat ini dia bisa menemani Cleo dan menjaga bayinya, tapi karena desakan orang tuanyalah yang membuat Dimas harus menjadi lelaki tidak bertanggung jawab.

***
Sesampainya dirumah, Cleo merasa lemas. Perutnya sedikit keram, dia duduk disofa yang sudah sedikit kusam. Cleo menarik nafasnya secara teratur agar rasa sakit pada perutnya bisa hilang, Cleo benar-benar takut jika terjadi sesuatu pada bayinya. Cleo mengambil ponselnya dan membuka phonebook mencari kontak Ve.Rasanya seolah menunggu berjam-jam sampai akhirnya Ve menjawab panggilannya“Hallo Cle ?” suara Ve terdengar dari ponsel “Hallo Ve…” Cleo mengernyit sambil  memegangi perutnya yang semakin sakit “Hallo Cleo loe kenapa ? loe dimana sekarang ?” tanya Ve mulai panik “Ve… to… long gue”“Loe dirumahkan ? Oke gue sekarang kesana !”  Ve langsung menutup telfonnya
Duapuluh menit kemudian Ve datang bersama  seorang bidan, dia langsung menyerbu rumah Cleo yang tidak terkunci. Ve benar-benar tercengang melihat keadaan Cleo yang menahan kesakitan, air ketubannya pecah membanjiri lantai dan juga membasahi baju Cleo “Cleo” Ve menghampiri Cleo, seketika tangan Cleo menggenggam tangan Ve dengan erat Ve sangat khawatir dengan keadaan Cleo yang seperti tidak ada nyawanya. Dia dan ibu bidan menopong Cleo ketempat tidur tangan Cleo benar-benar dingin dan lemas, tapi dia masih mengernyit kesakitan. Ibu bidan langsung menyiapkan ala-alat medis untuk persalinan“Ve…” suara Cleo terdengar lirih Ve mencoba untuk menenangkan Cleo agar tetap kuat “Cleo loe harus kuat. Ada gue disini !” “Gue gak kuat Ve, sakit banget”“Loe harus kuat Cleo, demi gue demi anak loe” Ve mulai menangis mendengar ucapan Cleo. Dia menggenggam erat-erat tangan Cleo Bidan datang dengan beberapa peralatan yang dibawanya lalu mulai membantu Cleo melahirkan. Cleo berjuang demi seorang nyawa, nafasnya terpegah-pegah tidak karuan. Keringatnya membanjiri tubuhnya, tetesan air matanya menemaninya saat menahan rasa sakitnya.
***
Ditempat lain perasaan Dimas tidak karuan, benaknya terus memikirkan wajah Cleo. Memory mengingat sebuah hasil foto USG yang bergambar bayi mungil abstrack yang belum terlalu jelas, matanya, hidungnya, bibirnya,  dan beberapa jari-jari kecil yang dititipkan Cleo kepada satpam. Dia merasakan bayi ini semuanya ada dia, bayi ini mempunyai kesamaan pada dirinya.  Dimas bergegas untuk menuju kerumah Cleo, dia ingin mempertahankan perasaanya walaupun dia tahu dia telah menyia-nyiakan wanita yang dicintainya. Dimas sudah tidak perduli dengan sikap orang-tuanya yang selalu menghalanginya untuk bisa bersama Cleo.Tanpa menunggu lama Dimas sudah berada di mobil sportnya dan langsung menancapkan gas dengan kecepatan tinggi untuk segera tiba dirumah Cleo.

***

“Ayo dek, kepalanya sudah kelihatan” ucap bidan itu saat melihat posisi bayi Cleo namun kondisi Cleo benar-benar lemah, tubuhnya terkulai tidak berdaya bibirnya pucat pasi matanya hampir tertutup“Cleo sadar Cleo, loe harus kuat !” ujar Ve menyadarkan Cleo bidan menggertakan kaki Cleo pelan agar Cleo terus mendorong bayinya, nafas Cleo terdengar lemah tapi dia tetap berjuang untuk melahirkan bayinya. dan akhirnya, bayi mungil itu lahir dengan sempurna. Suara tangisannya membuat Cleo lebih bertahan, matanya terpaku pada sosok mungil yang selama ini bersandang dalam rahimnya. Air mata Cleo membanjiri pipinya, air mata kesakitan, harapan, dan kebahagian semua menjadi satu. Tak lama setelah bayi itu lahir, Dimas datang dengan nafas tergesa-gesa. Dia menghampiri Cleo yang sudah terbaring lemah, Cleo memalingkan wajahnya yang pucat pasi kewajah Dimas. Mata mereka bersatu, terlihat sebuah harapan dan cinta disana. Dimas memeluk Cleo, pelukan yang benar-benar erat sampai membaut Cleo susah bernafas. Bidan keluar dengan menggendong bayi yang baru dibersihkan, bidan itu menjulurkan bayi Cleo pada tangan lembut Cleo. Kini matanya benar-benar memancarkan kebahgiaan, tangannya menyentuh wajah bayinya yang mungil. Kulitnya yang masih memerah dan lembut dibelai oleh Cleo, lalu matanya beralih lagi  pada Dimas“Ini anak kita Dim…” kata Cleo lemah, Dimas mengangguk seraya mengiyakannya. Mata Dimas bertukar antara Cleo dan bayinya “Kamu maukan jagain anak kita ?” lanjut Cleo“Aku pasti jagain anak kita Cle, aku sayang dia dan aku juga sayang banget sama kamu Cle…” jawab Dimas yang hampir meneteskan air mata Ve duduk disamping Cleo, dia merangkul Cleo “Loe harus kuat Cleo, loe pasti bisa ngrawat anak loe. Plis jangan nyerah !” ujar Ve yang menangis duluan“Loe waktu itu bilang, gue harus bisa mempertahankan bayi ini sampai dia lahir. Gue udah mempertahankan bayi ini Ve, tapi gue gak kuat lagi” Ve menangis sejadi-jadinya dipeluknya Cleo dengan lembut “Loe harus kuat Cleo, demi kita” “Gue Cuma pengen anak ini ada yang sayang sama dia, walaupun hanya loe dan Dimas” lirih Cleo Ve melepaskan pelukannya dan  mengambil bayi dari genggaman tangan Cleo, bayinya yang putih bersih itu tertidur dengan hangat setelah ditimang Cleo. Dimas masih terkaku, matanya hanya tertuju pada Cleo“Aku sayang kamu !” bisiknya yang berganti memeluknya, tapi nafas Cleo tidak berhembus lagi. Matanya tertutup perlahan, bibirnya berubah menjadi warna merah pasi. Cleo benar-benar tidak bernyawa lagi,  isak tangis Dimas menyelimuti kepergian Cleo.

Sebuah dosa tidak melihat antar derajat seseorang dengan yang lainnya, tidak pula melihat kebaikan hati seseorang atau keburukan seseorang.
Cleo bukanlah wanita sempurna dosa yang pernah dibuatnya adalah kesalahan yang mungkin tidak terampuni, namun pengorbanan untuk mempertahankan satu nyawa membawa kebahagiaan tersendiri dikehidupannya kelak. Bukan kesetiaan yang diinginkannya, bukan pula kebahagiaan yang diharapkan tapi yang diinginkan hanyalah sebuah cinta dan kasih sayang. Karena, jika diantara cinta dan kasih sayang akan lahir sebuah kesetiaan dan kebahagiaan.


The End

►►►△ĀĐĪΤ△◄◄◄

Tidak ada komentar:

Posting Komentar